NAMA : MUTIA ROSA MAHARANI
NPM : 16513232
KELAS : 2PA13
I.
Pekerjaan
dan Waktu Luang
Penyesuaian Diri dalam Pekerjaan
Sikap merupakan salah satu hal
yang paling berkaitan dengan penyesuain diri pada sutu situasi. Sikap adalah pernyataan
evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap seseorang terhadap pekerjaan pasti berbeda –
beda dengan orang yang lain. Ada yang menyikapinya dengan kemalasan ada juga
yang dengan ketekunan. Sikap malas seseorang terhadap pekerjaan harus diubah
agar orang tersebut tidak dikeluarkan dari suatu pekerjaan. Mengubah sikap
terhadap pekerjaan tergantung dari orang tersebut ingin memakai cara yang
seperti apa. Bisa mulai dari cara membiasakan diri dengan sering melakukan
pekerjaan tersebut dengan tenang dan rileks, lalu membuat diri merasa nyaman
saat melakukan suatu pekerjaan, bahkan bisa juga dengan mencintai pekerjaan
tersebut dengan cara meyakinkan diri bahwa pekerjaan ini tidak membuat diri
merasa sulit. Semua cara mengubah sikap terhadap seseorang tergantung bagaimana
seseorang dan sekuat apa seseorang ingin mengubah sikap terhadap pekerjaan yang
dijalaninya.
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih
meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman
sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia
kerjanya.
Kepuasan kerja lebih umum didefinisikan sebagai kepuasan individu
terhadap pekrjaannya. Kepuasan kerja seseorang pada dasarny tergantung pada
selisih nilai antara harapan, kebutuhan atau nilai dengan apa yang menurut
perasaan atau persepsi telah diperoleh melalui pekerjaan. Seseorang akan merasa
puas jika tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas
pekerjaan.
Waktu Luang
Bagaimana menggunakan
waktu luang secara positif?
Waktu adalah
satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai
kehilangan waktu. – Thomas A. Edison
Meluangkan waktu itu
ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk
mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau
ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat
bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan
yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat
penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di
waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya
waktu luang di sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut
ini tips dan triknya:
1.Jangan pernah terjebak
dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu:)
2.Coba sesuatu yang baru
yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di smartphone yang kita
miliki
3. Tentukan
prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang
kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.Buat yang super sibuk,
buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja, waktu untuk
keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.Pastikan dalam agenda,
50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau produktif.
6.Jangan melakukan
pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu
dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.Jika tidak berhubungan
dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga pekerjaan tuntas
diselesaikan :)
Menggunakan waktu dengan
bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada waktu yang
terbuang percuma.
Kuncinya terletak bukan
pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu
Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu.
- Stephen R. Covey
Jika merasa jenuh dengan
waktu yang telah dihabiskan, ubah kebiasaan itu. Manfaatkanlah waktu luang.
II.
Self-Directed Changes
Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa
mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang
mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Konsep dan Penerapan Self-directed changes :
Mahasiswa mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi
dengan melalui tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri: mendasarkan diri pada kesadaran
bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai
dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat
perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur
kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal
serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan: dimaksudkan untuk menjaga individu agar
tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu
secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai
kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil
keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan
dirinya.
3. Pencatatan perilaku: menguatkan perilaku ulang kalau individu
merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya,
kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya
karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku: bisa membagi perilaku sasaran
ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari
perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar
dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif: pemahaman dalam arti sehat
mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk
melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia,
dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris,
emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi: membawa perubahan, tentunya
pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter /
watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih
memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan
pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi: faktor yang penting untuk mencapai kematangan
pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan
adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
Sources :
Daftar
Pustaka Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah, Azas, Bandung
Falah Production Dart, Barry. 1997. Adult Learners’ Metacognitive Behavior in
Higher Education. dalam Adult Learning: a Reader. Edited by Sutherland, Peter.
London: Kogan Page Anonimus, Adult literacies online,
http://www.aloscotland.com/alo/141.html , akses pada 14 Mei 2010 Inkeles, A.,
dkk (1982) Handbook in Research and Evaluation: For Education and Behavioral
Science. San Diego California. Edits.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar