NAMA : MUTIA ROSA MAHARANI
KELAS : 2PA13
NPM : 16513232
1.Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukancontent melainkan juga menentukan relationship.
Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
a. Model-model
hubungan Interpersonal
1. Model
pertukaran sosial (social exchange model).
Hubungan interpersonal
diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena
mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model peranan (role model).
Hubungan
interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan
peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik
bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan
peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari
konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang
berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial
akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu.
3. Model permainan (games people play model).
Model
menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa
dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan.
Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan
perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara
rasional).
Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak
yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4. Model
Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang
hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat
struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model
pertukaran, peranan dan permainan.
a. Cara
Memulai Hubungan
Adapun tahap – tahap
untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
Pembentukan
Tahap ini sering
disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal –
hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”,
ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi
kawannya. Masing – masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap
dan nilai pihak yang lain, bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan
proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data
demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R.
Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori,
yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau
objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa
lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
Peneguhan
Hubungan
Hubungan interpersonal
tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan
memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan – tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
Keakraban
Kontrol
Respon yang
tepat
Nada
emosional yang tepat
b. Hubungan Peran
Model peran dalam
hubungan interpersonal di sini di anggap sebagi panggung sandiwara .di sini
semua orang di minta buat memainkan perannya sesuai dengan naskah yang sudah di
buat oleh masyarakat .
Contohnya : anak sekolah menjalankan perannya sebagai
pelajar yang perannya adalah belajar
Ibu yang perannya mengurus keluarga
Hubungan interpersonal
berjalan baik apabila seseorang itu menjalannkan perannya dengan baik sesuai
dengan peran yang di jalankan.
Faktor yang
Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Komunikasi
efektif
Ekspresi
wajah
Kepribadian
Stereotyping
Kesamaan
karakter personal
Daya
Tarik
Ganjaran
Kompetensi
c.
Intimasi dan Hubungan
In this 2004 theory, Robert Sternberg proposed that love could be broken down
into three parts: intimacy, passion, and commitment.
Intimacy: Closeness, supporting one another, sharing with one another, and
feeling loved
Passion: Feelings of sexual arousal and attractions, and euphoria. That is
what drives two individuals together.
Commitment: The desire to remain royal to another person and stay in a long
– term relationship.
(Kleinman, Paul. 2012. PSYCH101 PSYCHOLOGY FACTS, BASICS, STATISTICS,
TESTS, AND MORE. Avon: Adams Media)
Intimacy atau intimasi
berdasarkan dari keterangan di atas merupakan sikap yang menunjukkan kedekatan,
saling mendukung satu sama lain, saling berbagi satu sama lain, dan memiliki
perasaan dicintai. Intimasi ini merupakan salah satu komponen yang dapat memperkokoh
fondasi dalam hubungan pribadi, baik itu terhadap pasangan hidup, orang tua,
kepada Tuhan, dan masih banyak lagi.
d.
Intimasi dan Pertumbuhan
In this 2004 theory, Robert Sternberg proposed that love could be broken
down into three parts: intimacy, passion, and commitment.
Intimacy: Closeness, supporting one another, sharing with one another, and
feeling loved
Passion: Feelings of sexual arousal and attractions, and euphoria. That is
what drives two individuals together.
Commitment: The desire to remain royal to another person and stay in a long
– term relationship.
(Kleinman, Paul. 2012. PSYCH101 PSYCHOLOGY FACTS, BASICS, STATISTICS,
TESTS, AND MORE. Avon: Adams Media)
Intimasi juga dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan. Mengapa? Karena dengan mendapatkan perasaan kedekatan,
didukung segala aktivitas baik yang dikerjakan, diberi kebebasan untuk dapat
mengutarakan apa yang sedang dirasakan yang dibagi juga ke orang lain, serta
memiliki perasaan dicintai itu semua memang komponen yang nantinya akan saling
melengkapi dengan baik akan membentu proses pertumbuhan pada anak. Dimana
keluarga dengan intimasi yang baik akan menciptakan suasana yang kondusif untuk
mendukung tumbuh kembang anak – anak.
2. Cinta dan Perkawinan
Cinta
adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut.
Perkawinan adalah
ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk
hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat
yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan
seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung
budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa
berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep
perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya
dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus
diresmikan dengan pernikahan.
a.
Memilih pasangan
Kita bisa dengan
mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada seseorang, namun belum tentu bisa
menerima dia sepenuhnya. Banyak orang yang merasa yakin dan menyanggupi janji
pernikahan untuk “menerima kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian
tidak sedikit juga yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan
pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau
tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami istri bisa
membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama anak-anak mereka.
Lantas bagaimana
cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang yang benar-benar tepat,
agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya,
sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan langkah-langkah berikut:
Ketahui
kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah kamu dapat menerima
kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika
sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita sedang berbunga-bunga
sehingga kita seringkali lupa akan segalanya, terutama untuk yang baru pertama
kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa
indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”. Awalnya kita bisa
menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi, lama kelamaan, seiring
dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya hubungan, kekurangannya akan
menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi
pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih mendominasi
kelebihannya.
Untuk kamu yang
mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu dapat
mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak dan apakah
kamu siap dengan segala kekurangannya?
Beritahu
kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori,
tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau di awal sudah membongkar
semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu langsung ‘jijik’ dan pergi
meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan berarti kita harus menutupi kekurangan
kita, karena jika memang dia mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya.
Jika tidak, lepaskan. Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
Bisakah
kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang
mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap romantis kepada kamu,
namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk membuka diri dan membiarkan
pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan, pikiran, keinginan dan kekurangan
masing-masing?
Jika kalian
merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba pertimbangkan lagi, apa
benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah? Coba tanya pada diri
masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap untuk membuka diri atau malah
kalian berdua sama-sama belum siap?
Intropeksi
diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah
antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama intropeksi diri
atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang selalu intropeksi
sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian
dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu kekurangan pasangan
masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih dekat ke jenjang pernikahan.
Mengenal
perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita
pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan logika dan wanita
lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan ini, banyak sekali pria yang
kewanita-wanitaan dan wanita yang kepria-priaan, namun percaya lah kodrat
tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu
dia mencintai seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan memikirkan
kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang
pria, mudah untuk jatuh cinta,
namun rasa cinta tersebut juga cepat hilang, terutama jika logikanya sudah
tidak dapat menerima kekurangan pasangannya.
Mengenal
bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal
yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang sedang berada dalam panah
asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang berakhir tragis karena mereka sendiri
tidak paham akan sejatinya perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi
penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi dan menyukainya, apalagi
mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat kita penasaran, bisa karena
kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia memenuhi kriteria “pasangan ideal”
secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu
tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada banyak jenisnya.
Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan sayang kepada orangtua
atau anak kita.
Di atas rasa
sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti punya alasan untuk
menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan, atau harta yang dimiliki
orang tersebut.
Di atasnya lagi,
ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita yakin untuk terus bersama
orang yang kita cintai dan kita siap untuk menerima segala kekurangan dan
kelebihannya. Jika kita cinta pada seseorang, kita pasti sayang dan suka pada
orang tersebut.
Semua
perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu takut dan
cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan
pasangan kamu termasuk yang mana?
b.
Hubungan dalam
Perkawinan
Simak dulu
pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan
juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan
bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam
pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun
perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok
dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara
pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat
menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling
merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap
kedua : Dissapointment or Distress.
Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan,
memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar
dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini
berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin
hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal
lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn
tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan
lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini
memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap
ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn
mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih
memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk
menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi.
Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk
meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua
atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap
keempat : Transformation. Suami
istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya.
Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda.
Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda
dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan
pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk
mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap
kelima : Real Love. “Anda
berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman,
kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis
ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah
digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri
semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real
love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki
keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya
tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut
Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan
hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu
sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini.
Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga
bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan
(suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini
sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari
istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati
kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa
dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika
keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah
menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan
untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari
Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan
untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik,
tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi
motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya
sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba
lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu
berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku
begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena
aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus
bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan
untuknya."
c.
Penyesuaian
dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak
berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan
tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu
tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang
terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi
dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu
kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
d.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah
akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan
justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin
menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba
untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan
mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka
biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
e.
Alternatif selain pernikahan (single
life)
Hidup di dalam
kesendirian memang tidak mudah untuk dijalani. Namun ini adalah suatu pilihan
yang diambil di kala orang sudah putus asa untuk membina suatu hubungan
perkawinan. Misalnya seorang wanita yang sudah lebih dari satu kali menikah dan
gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak bersuami dan mengurus anak – anaknya
sendiri. Ia merasa mampu karena ia pun seorang wanita karir yang memiliki
penghasilan yang cukup. Namun meskipun demikian, seseorang yang menjalani single
life pasti mengalamiloneliness atau rasa kesepian.
Terlebih ketika ia sudah lanjut usia dan anak – anaknya sudah berkeluarga.
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar