Pengertian Internet Addiction Disorder
Yaitu adalah gangguan kecanduan internet, lebih luas, terlalu
sering menggunakan internet, penggunaan komputer bermasalah atau penggunaan
komputer patologis, adalah penggunaan komputer yang berlebihan yang mengganggu
kehidupan sehari-hari.
Penyebab Internet
Addiction Disorder
Masalah Pribadi
Sebagai manusia
tentunya kita tidak bisa lari berbagai masalah yang muncul setiap harinya.
Meskipun berulang kali diselesaikan, namun masalah baru selalu muncul dan
memberikan warna tersendiri bagi hidup manusia.
Bagi beberapa
orang, masalah-masalah tersebut justru membuat hidup mereka lebih bermakna.
Namun berbeda dengan ‘calon’ pecandu internet. Masalah-masalah yang muncul
tiada henti sering membuat mereka membutuhkan sesuatu untuk ‘menyandarkan’
diri, dan internet adalah salah satunya. Kecanduan internet yang disebabkan
oleh masalah pribadi seperti ini biasanya mirip dengan kecanduan rokok,
alkohol, dan narkoba.
Misalnya,
seorang istri yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya berpotensi untuk
mencari perhatian lain dari orang asing di internet. Jika dibiarkan hal ini
dapat membuat wanita tersebut kecanduan internet. Bahkan, bisa saja setiap kali
ada masalah dengan suami, dia akan menjadikan internet sebagai tempat ‘curahan
hati’.
Respon biokimia otak
Dalam
beberapa kasus kecanduan, muncul sebuah perasaan nikmat saat mereka terkoneksi
dan dapat berselancar di dunia maya. Perasaan senang atau nikmat tersebut
kemungkinan besar terkait dengan hormon endorphin yang dikeluarkan oleh
hipotalamus otak.
Hormon
ini keluar saat seseorang bahagia, seperti saat mengakses internet. Keluarnya
hormon endorphin sendiri berbeda pada tiap orang, tergantung dari kebiasaan
mereka. Oleh sebab itu, jika seseorang mulai terbiasa dengan kebahagiaan di
internet secara berlebihan, terdapat kemungkinan bila dia kelak menderita IAD.
Karena
endorphin sendiri adalah anti nyeri alami, tidak jarang seseorang dapat terus
menerus online dengan posisi yang sama tanpa merasa lelah atau nyeri. Padahal,
jika melakukan kegiatan lain dengan posisi yang sama, misalnya mengerjakan
tugas, akan lebih mudah bagi mereka untuk merasa capai atau pegal. Perlu
diketahui bila hormon endorphin juga turut menjadi penyebab munculnya kelainan
jiwa lain seperti OCD (Obsessive Convulsive Disorder).
Sama
seperti orang yang mengalami OCD, mereka tidak akan cepat puas jika hanya dapat
online dalam waktu yang sebentar.
Rasa malu berlebihan
Rasa malu dapat
diartikan sebagai perasaan tidak nyaman saat melakukan sebuah interaksi dengan
orang lain atau ketika masuk kesegala hubungan sosial dengan masyarakat. Rasa
malu yang berlebih kerap membuat seseorang menjauh dari apa yang mereka
cita-citakan, meningkatkan kecemasan, hingga pikiran negatif.
Seseorang yang
memiliki rasa malu tinggi saat melakukan interaksi di dunia nyata seringkali
lebih nyaman saat berkomunikasi di dunia maya. Internet juga menawarkan sesuatu
yang sulit didapat di dunia nyata, yakni ‘profil’ anonim. Dengan menjadi
anonim, seseorang dapat bebas berekspresi tanpa perlu takut identitasnya
diketahui.
Saat online
secara anonim, rasa malu bisa hilang dan dapat berinteraksi tanpa rasa takut
atau bahkan penyesalan. Hal ini lah menjadi awal mula ketergantungan internet.
Internet dapat dianggap menjadi satu-satunya tempat mereka bisa bebas dan
menjadi diri sendiri.
Tentu saja hal
ini tidak selamanya berdampak negatif, namun banyak yang akhirnya mengabaikan
interaksi sosial di dunia nyata yang sebenarnya jauh lebih penting. Alhasil,
banyak netizen dengan IAD yang hubungan keluarga atau pertemanannya rusak.
Internet sebagai sarana melarikan diri
Alasan yang
keempat ini boleh dibilang sebagai gabungan dari masalah pribadi dan rasa malu
berlebih. Saat kedua hal tersebut terjadi pada seorang netizen, maka dirinya
bisa menganggap interaksi via dunia maya menjadi sangat berguna. Bahkan tidak
sedikit, orang dengan masalah berjibun menganggap forum-forum atau jejaring
sosial sebagai sarana untuk relaksasi.
Tetapi perlu
disadari jika motivasi untuk relaksasi tersebut bisa berkembang seiring dengan
mengalirnya waktu. Saat pengguna internet sudah terlanjur memiliki ikatan yang
kuat terhadap akun-akun serta pengguna lain, maka mereka sangat berpotensi
untuk mengalami kecanduan internet.
Berbagai kemudahan instan
Bukan internet
namanya bila tidak menawarkan segala kemudahan. Mulai dari game online hingga
belanja online bisa dilakukan via internet. Misalnya, hanya dengan mengakses
situs belanja online serta tambahan kemudahan online banking dapat membuat
seseorang menjadi pecandu internet.
Peran
internet sebagai mediasi yang memungkinkan terbentuknya berbagai model
consciousness & mendorong terbentuknya collective unconsciousness
a. Mediasi
Mediasi adalah
upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral,
yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak
yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah
pihak.
Mediasi disebut
emergent mediation apabila mediatornya merupakan anggota dari sistem sosial
pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang
bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan
yang baik misalnya sebagai teman yang solider.
Pengertian
mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para pihak
yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang
yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa) untuk mencapai
hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar besar tetapi tetap efektif dan
diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga
(mediator) berperan sebagai pendamping dan penasihat. Sebagai salah satu
mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi digunakan di banyak masyarakat dan
diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
b. Model of
Consciousness
Model of
Consciousness adalah penjelasan teoritis yang menghubungkan antara bagian
kesadaran dalam otak manusia dan fenomena kesadaran. Model of consciousneess
antara lain:
1.
Global Workspace Models, dikemukakan oleh Baars (1988)
2.
Multiple Draft Theory, dikemukakan oleh Daniel Dennett
(1991)
3.
The Dynamic Core, dikemukakan oleh Tononi and Edelman
(1998)
4.
Information Integration dikemukakan oleh Tononi (2004)
5.
Thalamocortical rhythms dikemukakan oleh Llinas,
Ribary, Contreras & Pedroarena (1998)
6.
Coalitions of Neurons dikemukakan oleh Crick and Koch
(1990)
7.
Field Models dikemukakan oleh Kinsbourne (1988)
Meskipun teori
mengenai model of consciousness sangat beragam, namun benang merrah dari semua
pendekatan yang beragam tersebut adalah mempelajari korelasi antara aktivitas
otak dan aspek kesadaran manusia.
c. Collective
Unconsciousness
Adalah bagian
dari psikoanalisis yang dikemukakan oleh Carl Jung,collective
unconsciousness adalah bagian dari unconscious mind yang
terdapat di dalam manusia dan semua bentuk kehidupan yang memiliki sistem
saraf, dan menjelaskan bagaimana struktur dari psyche secara
otomatis mengorganisir berbagai macam pengalaman.
Etika
dalam Penelitian Internet
Peraturan yang
harus dilakukan dalam etika penelitian dalam Internet yaitu:
a.
Menghormati martabat subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang
(subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus
dihargai.
b. Asas
kemanfaatan.
Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko yang
mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan terjadi. Selain itu,
penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga
kesejahteraan manusia.
c.
Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasar
moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun
subjek juga harus seimbang.
d. Informed
consent.
Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek penelitian
untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed
consent yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam informed consent
harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai
tujuan penelitian, tatacara penelitian, manfaat yang akan diperoleh, resiko
yang mungkin terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik
diri kapan saja. Dalam Penelitian yang dilakukan harus menghargai kebebasan
individual untuk bertindak sebagai responden atau subjek penelitian dalam
melakukan survey di internet. Responden harus dijamin dan dilindungi karena
pengambilan data dalam penelitian akan menyinggung ke arah hak asasi manusia.
Meskipun suatu penelitian sangat bermanfaat namun apabila melanggar etika
penelitian maka penelitian tersebut tidak boleh dilaksanakan.
Plagiarisme
Plagiat
atau Plagiarisme internet adalah penciplakan atau penggunaan semula karya yang
didapati melalui halaman internet, menjadikan idea orang lain
sebagai hak sendiri tanpa sebarang kredit diberikan kepada penulis asal dan
karya asal.
Faktor Tindak Plagiat
Beberapa faktor yang menyebabkan tindak plagiat
masih terjadi di kalanagan mahasiswa adalah:
1.
Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan
karya ilmiah.
Mahasiswa
seringkali di berikan banyak tugas oleh dosen. Di dalam membuat tugas yang di
berikan oleh dosen, sebagian mahasiswa
belum mengerti tentang bagaimana tata
cara membuat karya ilmiah. Oleh sebab itulah
sangat penting untuk memahami tata cara penulisan yang baik dan benar.
2.
Penyalahgunaan teknologi
Di dalam erang
yang serba modern, banyak sekali kita mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui medai
cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi sebagai
bahan referensinya, internet adalah
salah satu contoh yang sering di gunakan oleh mahasiswa
untuk bahan referensi. Akan tetapi
mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam
tugasnya.
3.
Malas.
Sifat malas
pasti ada pada dalam diri seorang
manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti mempunyai sifat malas. Karena
dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka mengambil
jalan pintas dengan copy-paste karya
seseorang dengan tidak
mencantumkan darimana sumber yang mereka dapatkan.
4.
Tidak percaya diri
Mahasiswa sangat
berbeda sekali dengan seorang siswa. Seringkali mereka tidak percaya diri
akan pikiran-pikiran yang mereka keluarkan. Bahkan mereka beranggapan karya
orang orang lain di anggap lebih
sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi
tiu belum pasti benar. Yang harus di tanamkan di dalam diri setiap
mahasiswa adalah kepercayaan diri.
5.
Hanya menginginkan nilai bagus.
Bayak mahasiswa
yang kuliah hanya untuk mendapatkan gelar saja. Mereka tidak dapat
mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka berfikiran sempit dengan
beranggapan kuliah hanya untuk mendapat
nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus
dari dosen.
6.
Sanksi belum ditegakkan secara tegas.
7.
Di Indonesia sudah
terdapat perlindungan terhadap
hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang sudah ada belum secara maksimal
di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih terjadi di kalangan mahasiswa.
Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang asli dengan karya jiplakkan.
Karena ahlinya seorang plagiator.
Upaya Untuk Mengurangi Tindak Plagiat
Ditinjau dari faktor-faktor yang
telah diuraikan diatas, penyebabkan plagiat tetap berlangsung di
kalangan mahasiswa, ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh mahasiswa
untuk mengurangi plagiat ialah sebagai berikut:
a.
Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah.
Di dalam
kehidupan sebagai mahasiswa kita harus
selalu membaca. Kita pasti mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah karya
tulis ilmiah. Sehingga kita baca dan pahami bagaimana tatacara dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
b.
Tindakan yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus
bertidak tegas terhadap para plagiator. Jangan
pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum dapat berjalan dengan
lancar dan membuat jera para plagiator.
c.
Menanamkan
moral anti plagiat dalam diri sendiri.
Penanaman moral anti plagiat sangat penting sekali.
Mereka harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai yang baik dalam
mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita cari. Sehingga terdi
sifat menghargai antar karya seseorang.
Sources :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar