Kamis, 19 Januari 2017

TUGAS 4 : ARTIFICIAL INTELLIGENCE

NAMA : MUTIA ROSA MAHARANI
NPM : 16513232
KELAS : 4PA13

A.    Sejarah AI
Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Artificial Intelligence yaitu cabang ilmu komputer yang berusaha untuk menulis program-program komputer yang sangat rumit. Ada dua cabang studi yaitu bahasa dan penyelesaian masalah. Komputer adalah  metafor mesin untuk otak manusia. Sejak dulu, 430 SM, sudah dianggap bahwa otak manusia seperti mesin. Komputer adalah mesin rumit serbaguna yang dapat memproses info dengan cepat dan tepat, serta berbeda struktur fisik dibandingkan dengan manusia tetapi dua-duanya beroperasi sesuai prinsip-prinsip umum yang serupa. Manusia dan komputer memiliki kesamaan yaitu mempunyai sejumlah mekanisme internal, mempunyai mekanisme proses sentral dengan kapasitas terbatas, dan mekanisme perhatian terbatas pada manusia.

B.    AI dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)
Artificial Intelligence atau yang disebut dengan kecerdasan buatan ini adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir. Hal ini dapat dilihat pada cara kerja AI dan kognisi manusia dimana cara kerja kognisi manusia adalah menerima stimulus, kemudian diproses dan setelah itu akan menghasilkan respon dan cara kerjaArtificial Intelligence adalah menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu keputusan. Dengan demikian, melalui pengetahuan tentang proses berpikir dan mengetahui bagaimana untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana cara berpikir tersebut, maka dengan asumsi-asumsi itulah para peneliti menggunakannya untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara buatan.
Pada saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu reaksi otomatis dan respon yang spesifik dicari untuk menyelesaikan masalah tertentu. Demikian halnya dengan Artificial Intelligence yang dibuat untuk membantu manusia untuk menyelesaikan masalahnya.
Dalam proses berpikir, proses ini berhubungan dengan fakta-fakta yang sangat banyak sebelum memberikan respon atau tindakan. Selama proses, ada suatu sistem yang mengarahkan pemilihan respon yang tepat dan disebut dengan pemotongan. Proses ini mengeliminasi litasan dari berpikir yang tidak relevan dalam usaha mencapai tujuan. Jadi proses ini akan memotong setiap fakta-fakta yang tidak akan mengarah ke tujuan.

C.    AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, Net Talk)
Menurut Tolle (2008), sistem pakar (expert system) merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah-masalah spesifik seperti layaknya seorang pakar (humam expert). Seorang pakar adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah, contohnya seorang dokter, penasihat keuangan, pakar mesin mobil, teknisi komputer, dan sebagainya.
Sistem pakar biasa disebut dengan knowledge-based system. Sistem ini bekerja dengan pengetahuan (knowledge) dan metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut dengan sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam memecahkan sebuah permasalahan ataupun persoalan.
Tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan pengetahuan dari seorang ahli atau sumber keahlian lain ke dalam komputer dan kemudian memindahkan dari komputer kepada pengguna yang tidak ahli (bukan pakar) (Tolle, 2008). Aktivitas utama yang dilakukan untuk proses pemindahan kepakaran, yaitu:
1.    Akuisi pengetahuan (knowledge acquisition) adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari para ahli atau sumber keahlian yang lain.
2.    Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah kegiatan menyimpan dan mengatur penyimpanan pengetahuan yang diperoleh ke dalam komputer.
3.    Inferensi pengetahuan (knowledge inferencing) adalah kegiatan melakukan inferensi berdasarkan pengetahuan yang telah disimpan dalam komputer.
4.    Pemindahan pengetahuan (knowledge transfering) adalah kegiatan pemindahan pengetahuan dari komputer ke pemakai yang tidak ahli.
a.    Eliza merupakan program yang dibuat oleh Joseph Weizwenbaum (1967). Program ini dapat melakukan terapi terhadap pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
b.    Parry adalah sistem pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang menstimulasikan seorang paranoid.
c.    NetTalk adalah sebuah program yang belajar mengucapkan teks bahasa Inggris yang ditulis dengan menjadi teks yang ditampilkan sebagai masukan dan pencocokan transkripsi fonetik untuk perbandingan.

D.    Penggunaan AI sebagai Expert System yang dapat digunakan untuk mendukung system pengambilan keputusan (Diagnosa)
Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu tes kepribadian. aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini, lebih mudah dan lebih cepat dalam proses pengukuran kepribadian dibandingkan metode terdahulu, sehingga memberikan banyak keuntungan dari segi penghematan waktu, tenaga, dan memudahkan kinerja user (pemakai) dalam mengukur kepribadiannya masing-masing. Selain itu aplikasi tes kepribadian ini dikemas dengan tampilan yang cukup menarik.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui ukuran kepribadiannya, mereka dapat menggunakan aplikasi ini sebagai referensi, dan bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa psikologi, aplikasi ini dapat dijadikan tambahan untuk mendukung studi mereka terutama untuk sub bidang pengukuran kepribadian. Namun demikian, aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar ini tidak bisa menggantikan seorang ahli karena dia pakar di bidangnya. Aplikasi sistem pakar ini hanyalah alat bantu yang sangat bergantung pada data-data yang di-input oleh seorang programmer sehingga aplikasi sistem pakar ini haruslah selalu dikembangkan.


SOURCES :
Tolle, H. (2008). Pengantar sistem pakar. Jakarata : Unkris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar