Tugas ke-2 : Psikologi Manajemen
I.
PENDAHULUAN
“Dimensi Komunikasi” adalah proses penyampaian pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Penyampaian komunikasi
biasanya menggunakan mulut, tetapi ternyata komunikasi yang efektif itu tidak
hanya menggunakan mulut saja tetapi menggunakan ekspresi wajah, postur tubuh,
dan kontak mata.
Pada dimensi komunikasi terdapat empat dimensi
komunikasi yaitu isi, suara, jaringan komunikasi, dan arah komunikasi. Selain
itu dimensi komunikasi juga terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, kami membuat ini agar dapat mengetahui
bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif, serta untuk mengetahui apa
saja unsur-unsur yang terdapat dalam berkomunikasi.
A. DEFINISI KOMUNIKASI
(Mutia Rosa
Maharani)
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Suatu komunikasi yang tepat tidak akan terjadi apabila dalam penyampaian berita
tersebut tidak di sampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak
dalam bentuk distorsi. Distorsi ini dapat terjadi karena seseorang mempersepsi
lain dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi. Oleh sebab itu komunikasi
ini sangat erat hubungannya dengan persepsi.
Herbert T mengemukakan bahwa communication
is the process by which meaning or knowledge is transferred from one person to
another , usually for the purpose of obtaining some specific goal. Komunikasi
adalah proses mentransfer pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan Krech
menyatakan “A simple definition of communication would refer to the use of
symbols to achieve common or shared information about an object”.
Singkatnya komunikasi adalah kegiatan menggunakan simbol-simbol dalam rangka
menyampaikan informasi tentang suatu objek.
B. DIMENSI KOMUNIKASI
Terdapat 4 dimensi dari proses komunikasi diantaranya:
1.
Isi
A berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu
mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya
isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah
merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika
mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat
adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori
dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan
perasaan.
2.
Suara
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan
udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang
dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara
psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali
lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata
yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
3.
Jaringan Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara A
dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di
dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus
dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara
dengan B hanya dengan melalui C atau D.
4.
Arah Komunikasi
Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah
dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang
mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat,
bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau
cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu
komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara
kembali, yaitu komuniksai dua arah.
Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13)
menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan
pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud
mencapai kebersamaan (commons”).Menurut E.O. Wolman dalam buku
Dictionary of Behavioral Science menyebutkan enam pengertian komunikasi :
1. Penyampaian
perubahan energi dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf
atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian
atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan
yang disampaikan.
4. (Teori
Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang
lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5. (K.
Lewin). Pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona yang lain sehingga
perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah
lain.
6. Pesan
pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Sedangkan
menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku dimensi-dimensi Komunikasi mendefinisikan
bahwa :
“Komunikasi
adalah penyampaian lambang yang berarti oleh seseorang kepada orang lain, baik
dengan maksud agar mengerti maupun agar berubah perilakunya”.
C.
Unsur-unsur
yang Terdapat dalam Komunikasi
Dalam komunikasi
terdapat unsur-unsur komunikasi, yaitu:
1. Sumber,
pengirim informasi yang bias terdiri dari satu orang, maupun kelompok. Sumber
umumnya disebut sebagai komunikator, source, sender, encode.
2. Pesan
adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima yang dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan disebut juga
sebagai message.
3. Media
adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
4. Penerima
adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima
pesan bisa satu atau lebih. Penerima bisa disebut komunikan, audience, receiver.
5. Efek
adalah perbedaan antara apa yang difikirkan, disesuaikan dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan tingkah laku seseorang (De fleur, 1982).
6. Umpan
balik adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima.
Dalam komunikasi terdapat beberapa faktor yang
memperlancar dan menghambat komunikasi, diantaranya adalah:
D.
Faktor yang memperlancar komunikasi
yaitu:
(Ririn
Andarini)
è Saling
membutuhkan
è Menggunakan
media
è Menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti
è Menggunakan
bahasa isyarat (komunikasi non verbal)
è Waktu
yang cukup
è Menguasai
metode penyampaian
E.
Faktor yang menghambat komunikasi
diantaranya yaitu:
è Keterbatasan
waktu tidak sempat berkomunikasi, tergesa-gesa dalam berkomunikasi, artinya tak
memenuhi persyaratan komunikasi.
è Jarak
psikologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status yaitu status sosial maupun
status dalam pekerjaan,
è Evaluasi
dini seringkali orang sudah berprasangka atau menarik kesimpulan sebelum menerima,
menggalang keseluruhan informasi atau pesan dan mencemari menghambat komunikasi
yang baik, lingkungan yang tidak mendukung
è Suhu,
panas atau dingin akan mengganggu komunikasi,
è Ribut,
lingkungan fisik yang tidak mendukung,
è Keadaan
fisik, perasaan pengirim pesan berpengaruh terhadap suksesnya komunikasi,
Misalnya:
1. Komunikator
bermasalah pribadi, akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau.
2. Komunikator
yang sakit fisik seperti suara sengau, gagap, dan sebagainya, akan mengakibatkan
pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran
3. Keadaan
si penerima pesan sama dengan komunikator, maka keadaan komunikan sangat
mempengaruhi pula komunikasi, misalnya: Keadaan/perasaannya, Kesehatan fisiknya,
Memiliki cacat dan lain lain.
F.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PROSES KOMUNIKASI
(Debby Sri
Ayu L)
Proses komunikasi adalah bagaimana
sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Ada
banyak faktor yang
dapat mempengaruhi
proses komunikasi .Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
§ Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan
Penguasaan bahasa dan keterampilan mempergunakan bahasa, sedangkan keterampilan mempergunakan
media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens. Kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2. Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif atau cepat membela diri, sikap
yang mantap dan meyakinkan, sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3. Pengetahuan umum
Demi
efektivitas dalam komunikasi retoris,
komunikator sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam,
teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4. Sistem social
Setiap komunikator berada dan hidup di
dalam system masyarakat tertentu.
Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris
(misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan;,sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5. Sistem kebudayaan
Di samping system sosial, system kebudayaan yang dimiliki seseorang
komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang
diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
G. Syarat
Komunikasi Efektif
è Kontak Mata
Hal pertama
yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan
mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara
yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan
kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara anda tak merasa
diabaikan.
è Ekspresi
Wajah
Wajah
merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran
yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah senyum mengungkap
keramah-tamahan dan kasihsayang, mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran,
mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan
berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar
di wajah.Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa anda tertarik
dengan bahan pembicaraan.
è Postur Tubuh
Setiap
gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan
meyakinkan dari anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang
dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal. Sebagai contoh:
menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan, mengangkat kepala
menunjukkan akhir pertanyaan, terlalu sering menggerakan bagian tubuh
mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu perhatikan
gerak-gerik anda saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
è Selera
Berbusana
Busana
memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai
dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang
dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita
semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan,
namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah keefektifan berkomunikasi. Jika
kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampuan
komunikasi kita.
II.
ANALISA
Dimensi komunikasi berkaitan dengan cara komunikasi kita dengan individu
lain. Yang tidak hanya dari satu aspek saja, tetapi juga menggunakan beberapa aspek lain.
Selain itu, dalam berkomunikasi pun haruslah sangat baik atau setidaknya lawan bicara kita mengerti apa yang kita komunikasikan kepada mereka, agar komunikasi berjalan dengan lancar dan tidak ada suatu kekurangan apapun yang menjadikan salah persepsi atau salah tanggap.
Daftar Pustaka
1.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. PSIKOLOGI INDUSTRI
dan ORGANISASI. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
2. Nawangsari,
Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
3. Zarkasi,
Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/teori-kepemimpinan/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/teori-kepemimpinan/