NAMA : MUTIA ROSA MAHARANI
KELAS : 2PA13
NPM : 16513232
Teori
Kesehatan Mental Berdasarkan Aliran dan Pendapat Tokoh
Aliran PSIKOANALISIS
Psikolanalisa merupakan salah satu
aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya adalah Sigmund Freud,
berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dan kemudian
mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Freud pada awalnya memang mengembangkan
teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan
konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan
apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang
mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran.
Menurut teori psikoanalisa, inti dari
keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran
individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat
menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi
dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah
“motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious motivation ) menguraikan ide
kunci dari psikoanalisa.
Dalam teori psikoanalisanya freud
menjelaskan tentang struktur kepribadian individu, struktur kepribadian tersusuan
atas 3 sistem pokok, yakni :
1.
Id
Id
merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id
juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat
berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara
psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id
berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan
energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id
terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
2.
Ego
Ego
merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul
karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi - transaksi yang
sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego
adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan
antara hal - hal yang terdapat dalam batin dan hal - hal yang terdapat dalam
dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego
mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan
membri respon dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.
3.
Superego
Superego
merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai - nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai
dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru,
dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati
nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu
berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada
kesempurnaan.
Freud juga membagi
aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana
individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1.
Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious
Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir,
persepsi, dan lain - lain.
2.
Tingkat Prasadar ( Preconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari
hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori,
pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain - lain.
3.
Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh
individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
Meskipun
masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat,
komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka
berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk
memisah - misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap
tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari
interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah satu sistem berjalan
terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat
menurut psikoanalisis :
a.
Menurut
freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
b.
Kemampuan
dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
c.
Mental
yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
d.
Tidak
mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e.
Dapat
menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.
Aliran BEHAVIORISTIK
Behaviorisme juga disebut psikologi S
– R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek
psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang
perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori
Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958)
Teori behavioristik adalah proses
belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam
menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah laku manusia. Pavlov, Skinner,
dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya
pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah
laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari
lingkungan.
Aliran
behaviorisme mempunyai 3 ciri penting :
1.
Menekankan
pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2.
Menekankan
pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari.
Behaviorisme
menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.
Memfokuskan
pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia
dan perilaku binatang.
Aliran HUMANISTIK
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu
mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu
memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang
menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas
martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi
humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat
mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga
harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara
potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Pendapat GORDON ALLPORT
Secara umum teori Allport memberi
definisi yang positif terhadap manusia.
“Kepribadian manusia menurut Allport
adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut
menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya”
Dalam teori Allport juga memandang
bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang,
dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang
Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah
lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras
yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi
sense of self
-
Kemampuan
berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
-
Kemampuan
diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
-
Kemampuan
merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.
Hubungan
hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan
keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan
menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan
diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4.
Pandangan-pandangan
realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
5.
Objektifikasi
diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat
Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk
memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak
semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang
melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Pendapat CARL ROGERS
Rogers bekerja dengan individu –
individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka.
Untuk merawat pasien – pasien ini (dia lebih suka menyebut mereka “klien –
klien”), Rogers mengembangkan suatu metode yang menempatkan tanggung jawab
utama
MOTIVASI ORANG YANG SEHAT : AKTUALISASI
Rogers menempatkan suatu dorongan –
“satu kebutuhan yang fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian:
memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu
PERKEMBANGAN DIRI
Cara khusus bagaimana diri berkembang
dan apakah dia akan menjadi orang yang sehat atau tidak tergantung pada cinta
yang diterima anak ketika kecil. Ketika diri mulai berkembang, anak belajar
membutuhkan cinta. Rogers menyebut ini “penghargaan psoitif” (positive
regards). Dari sinilah nanti self concept pada anak akan tumbuh. Jika
penghargaan positif itu diberikan dengan seimbang makan self concept yang akan
berkembang akan menjadi suatu self concept yang baik. Dalam perjalanannya anak
juga akan mengerti bagaimana itu penghargaan positf yang bersyarat (conditional
positive regards) dimana ia akan menghadapi situasi ketika kebutuhan akan
positive regard bertambah kuat, semakin lama makin mengerahkan energi dan
pikiran. Anak harus bekerja keras untuk positive regards dengan mengorbankan
aktualisasi diri. Sedangkan syarat utama bagi timbulnya kepribadian yang sehat
adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive
regards) di masa kecil. Sehingga, untuk dapat memiliki kepribadian yang sehat
juga mental yang sehat, seseotrang harus mencapai penerimaan “penghargaan
positif tanpa syarat” tersebut.
ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Rogers memberikan lima sifat orang
yang berfungsi sepenuhnya
1. Keterbukaan
pada Pengalaman
2. Kehidupan
Eksistensial
3. Kepercayaan
Terhadap Organisme Orang Sendiri
4. Perasaan
Bebas
5. Kreativitas
Maksud dari orang yang berfungsi
sepenuhnya yaitu, orang atau manusia yang dapat menjalankan tugas, peran, dan
fungsinya dengan baik. Sehingga orang tersebut dapat mencapai kesehatan mental
yang utuh.
Pendapat ABRAHAM MASLOW
Teori
Kepribadian Abraham Maslow
1)
Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut
maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu
system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang
kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian.
Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang
melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2)
Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua
motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”.
Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik. sebagai berikut:
a.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang
paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta,
pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam
keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak
diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat
dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan
segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang
paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan
kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan
selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini
b.
Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa
yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan.
Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,
perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan
struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat
kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia
atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan
kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia
akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan
rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita
ini tidak menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa
aman, tetapi dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan
stabilitas sama sekali tidak ada.
c.
Kebutuhan Sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka
kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling
percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku.
Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan
relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya,
dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi
kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan
akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak
perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa
kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan
yang tak menentu.
Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
d.
Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan
akan
penghargaan secara internal dan eksternal. Yang
pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan
(kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain,
prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan,
apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih
percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif.
Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak
berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau
kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa
ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini
tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena
kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
e.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang
sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan
menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow
juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan
aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan
penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini
merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan
sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk
membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang
perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman
spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan
sisi kerohanian. Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat
dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan.
Dengan demikian perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus
dan terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih
suka memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Pendapat ERICH FROMM
Menurut
Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut,
maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam
masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial
di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat
adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1)
Penerimaan (receptive)
2)
Penimbunan (hoarding)
3)
Penjualan/pemasaran (marketing)
4)
Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif
(productive)
Dari kelima
watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif
karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu
perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta
persaudaraan
2) Cinta
keibuan
3) Cinta
erotik
4) Cinta
diri
5) Cinta
ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi menurut
Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat
sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh
solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan
lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan
bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose
goal in life is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm,
orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial
di dalam masyarakat,
·
mampu mencintai dan dicintai,
·
mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi
kepercayaan itu,
·
mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa
syarat,
·
mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat
tanpa merusaknya
·
memiliki watak sosial yang produktif.
Source :
Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi
Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.