INTERNET ADDICTION
Internet Addiction adalah suatu gangguan
psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan
menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan
kesenangan dalam jumlah yang sama), whithdrawal symptoms (khususnya
menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi,
sulit menyesuaikan diri), dan tergangunya kehidupan sosial (menurun atau hilang
sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).
Internet
Addiction diartiakan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan
sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu
mengontrol penggunaanya saat online. Orang-orang yang
menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online diinternet.
Internet merupakan kemajuan teknologi & komunikasi, yang memrikan peluang
untuk mendapatkan akses informasi dengan cepat, tepat & terjaungkau. Namun
kini juga tidak hanya informasi dalam internet, mucul berbagai GAME-GAME, situs
yang tidak baik didunia maya. dan ini dapet membuat kita "kecanduan
internet" dan terutama pada anak-anak. Anak-anak harus dalam pengawasan
Orang tuanya atau orang dewasa dalam mengakses Internet. Kecanduan internet
pada anak-anak merupakan simtom psikologis dan berkaitan dengan gangguan
fisiologis yang muncul dalam bentuk ketergantungan yang berlebihan terhadap
World Wide Web.
Ketertarikan
seseorang terhadap internet banyak tergantung kepada kepentingan, minat, dan
kepribadian setiap individu. Orang dapat memperoleh informasi mengenai apa saja
sesuai dengan bidang minat, dan perhatiannya. Meskipun demikian, ada tiga hal
utama yang menjadi pintu masuknya keterlibatan seseorang dalam kecanduan
internet yaitu pornografi, online game, dan jejaring sosial.
Contoh Kasus
TEMPO.CO, Surakarta – Yayasan
Sahabat Kapas menilai kecanduan anak-anak pada game online sudah
seperti kecanduan seseorang kepada narkotik. Sebab, ketika ingin bermain dan
tidak punya uang, anak akan melakukan segala cara, termasuk berbuat kriminal.
Koordinator Yayasan Sahabat Kapas, Dian Sasmita, mengatakan, dalam enam bulan terakhir, di Surakarta ada tujuh anak yang melakukan pencurian demi bisa bermain game online. “Sebagian di antaranya saat ini kami dampingi,” katanya di sela aksi menyambut Hari Anak Nasional, Minggu, 1 Juli 2012.
Aktivitas di depan layar komputer untuk bermain game online punya dampak buruk untuk anak-anak. Antara lain, anak-anak jadi terisolasi dari lingkungan dan pergaulan nyata karena terlalu asyik dengan dunia maya yang sedang dihadapi.
Bahkan mereka bisa terbawa untuk berperilaku agresif, meniru apa yang dilihat di permainan, misalnya untuk permainan yang berkaitan dengan peperangan. Nah, lantaran ingin meneruskan permainan padahal tidak punya uang, anak bisa terdorong melakukan tindak kejahatan seperti mencuri. “Belum lagi jika bicara nilai pelajaran di sekolah bisa menurun karena konsentrasi belajar juga turun,” kata Dian.
Dian mengakui penggunaan Internet memang tidak sepenuhnya punya dampak buruk. Itulah perlunya peran orang tua mengawasi kegiatan anak di depan komputer. “Dampingi anak-anak saat mengakses Internet. Selain itu, beri batasan waktu,” kata Dian.
Koordinator Yayasan Sahabat Kapas, Dian Sasmita, mengatakan, dalam enam bulan terakhir, di Surakarta ada tujuh anak yang melakukan pencurian demi bisa bermain game online. “Sebagian di antaranya saat ini kami dampingi,” katanya di sela aksi menyambut Hari Anak Nasional, Minggu, 1 Juli 2012.
Aktivitas di depan layar komputer untuk bermain game online punya dampak buruk untuk anak-anak. Antara lain, anak-anak jadi terisolasi dari lingkungan dan pergaulan nyata karena terlalu asyik dengan dunia maya yang sedang dihadapi.
Bahkan mereka bisa terbawa untuk berperilaku agresif, meniru apa yang dilihat di permainan, misalnya untuk permainan yang berkaitan dengan peperangan. Nah, lantaran ingin meneruskan permainan padahal tidak punya uang, anak bisa terdorong melakukan tindak kejahatan seperti mencuri. “Belum lagi jika bicara nilai pelajaran di sekolah bisa menurun karena konsentrasi belajar juga turun,” kata Dian.
Dian mengakui penggunaan Internet memang tidak sepenuhnya punya dampak buruk. Itulah perlunya peran orang tua mengawasi kegiatan anak di depan komputer. “Dampingi anak-anak saat mengakses Internet. Selain itu, beri batasan waktu,” kata Dian.
Analisis masalah dan Solusinya
Solusi mengatasi kecanduan game online, dia menyarankan orang tua agar memberikan alternatif kegiatan. Anak usia 7-18 tahun semestinya bisa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar menghabiskan waktu bermaingame online.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Juliani Prasetyaningrum, mengatakan game online menjadi pelarian bagi anak-anak yang merasa tidak nyaman di rumah. “Mungkin di rumah tertekan dengan tuntutan prestasi yang diminta orang tua atau memang tidak betah di rumah karena ada masalah di keluarga,” katanya.
Karena itu, anak-anak lantas memilih bergabung dengan kelompoknya, seperti komunitas penggemar game online. Tindakan kejahatan demi menyalurkan hobinya bermain game online tidak terlepas dari pengaruh dalam komunitasnya tersebut. “Kalau kelompoknya itu melakukan kejahatan, maka bisa ikut-ikutan,” katanya.
Juliani menyarankan orang tua untuk secara intens menjalin komunikasi dengan anaknya. Kemudian mengubah cara berkomunikasi, dari semula selalu menuntut, beralih menjadi pendamping dan teman bagi si anak. “Kuncinya di orang tua dan keluarga, yang memang sering berinteraksi dengan anak-anak,” ujarnya.
Sources
:
http://wahyuasriyunita.wordpress.com/2013/10/24/internet-addiction/