Kamis, 25 Juni 2015

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG, dan SELF-DIRECTED CHANGES

TUGAS KE-4

NAMA      :  MUTIA ROSA MAHARANI
NPM          :  16513232
KELAS      :  2PA13

I.             Pekerjaan dan Waktu Luang
Penyesuaian Diri dalam Pekerjaan


Sikap  merupakan salah satu hal yang paling berkaitan dengan penyesuain diri pada sutu situasi. Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap seseorang terhadap pekerjaan pasti berbeda – beda dengan orang yang lain. Ada yang menyikapinya dengan kemalasan ada juga yang dengan ketekunan. Sikap malas seseorang terhadap pekerjaan harus diubah agar orang tersebut tidak dikeluarkan dari suatu pekerjaan. Mengubah sikap terhadap pekerjaan tergantung dari orang tersebut ingin memakai cara yang seperti apa. Bisa mulai dari cara membiasakan diri dengan sering melakukan pekerjaan tersebut dengan tenang dan rileks, lalu membuat diri merasa nyaman saat melakukan suatu pekerjaan, bahkan bisa juga dengan mencintai pekerjaan tersebut dengan cara meyakinkan diri bahwa pekerjaan ini tidak membuat diri merasa sulit. Semua cara mengubah sikap terhadap seseorang tergantung bagaimana seseorang dan sekuat apa seseorang ingin mengubah sikap terhadap pekerjaan yang dijalaninya.
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya.
Kepuasan kerja lebih umum didefinisikan sebagai kepuasan individu terhadap pekrjaannya. Kepuasan kerja seseorang pada dasarny tergantung pada selisih nilai antara harapan, kebutuhan atau nilai dengan apa yang menurut perasaan atau persepsi telah diperoleh melalui pekerjaan. Seseorang akan merasa puas jika tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas pekerjaan.


Waktu Luang


Bagaimana menggunakan waktu luang secara positif?
Waktu adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu. – Thomas A. Edison
Meluangkan waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya waktu luang di sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut ini tips dan triknya:
1.Jangan pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu:)
2.Coba sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis di smartphone yang kita miliki
3. Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.Buat yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.Pastikan dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau produktif.
6.Jangan melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih dulu dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.Jika tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga pekerjaan tuntas diselesaikan :)
Menggunakan waktu dengan bijak, maka tidak ada istilah tidak punya waktu luang! Tidak ada waktu yang terbuang percuma.
Kuncinya terletak bukan pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey
Jika merasa jenuh dengan waktu yang telah dihabiskan, ubah kebiasaan itu. Manfaatkanlah waktu luang.
II.           Self-Directed Changes


Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Konsep dan Penerapan Self-directed changes :
Mahasiswa mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri: mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan: dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku: menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku: bisa membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif: pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi: membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi: faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.

Sources : 
Daftar Pustaka Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah, Azas, Bandung Falah Production Dart, Barry. 1997. Adult Learners’ Metacognitive Behavior in Higher Education. dalam Adult Learning: a Reader. Edited by Sutherland, Peter. London: Kogan Page Anonimus, Adult literacies online, http://www.aloscotland.com/alo/141.html , akses pada 14 Mei 2010 Inkeles, A., dkk (1982) Handbook in Research and Evaluation: For Education and Behavioral Science. San Diego California. Edits.


Rabu, 10 Juni 2015

HUBUNGAN INTERPERSONAL DAN CINTA dan PERKAWINAN

TUGAS KE-3
NAMA     : MUTIA ROSA MAHARANI
KELAS    : 2PA13
NPM        : 16513232

1.Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar               menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukancontent melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
a.       Model-model hubungan Interpersonal
1.      Model pertukaran sosial (social exchange model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). 
2.      Model peranan (role model).
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.      Model permainan (games people play model).
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4.      Model Interaksional (interacsional model).
            Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem           memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini                               menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
a.       Cara Memulai Hubungan
Adapun tahap – tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal – hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing – masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain, bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan – tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
Keakraban
Kontrol
Respon yang tepat
Nada emosional yang tepat
b.      Hubungan Peran
Model peran dalam hubungan interpersonal di sini di anggap sebagi panggung sandiwara .di sini semua orang di minta buat memainkan perannya sesuai dengan naskah yang sudah di buat oleh masyarakat .
Contohnya  :  anak sekolah menjalankan perannya sebagai pelajar yang perannya adalah belajar
Ibu yang perannya mengurus keluarga
Hubungan interpersonal berjalan baik apabila seseorang itu menjalannkan perannya dengan baik sesuai dengan peran yang di jalankan.

Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Komunikasi efektif
Ekspresi wajah
Kepribadian
Stereotyping
Kesamaan karakter personal
Daya Tarik
Ganjaran
Kompetensi
c.       Intimasi dan Hubungan
In this 2004 theory, Robert Sternberg proposed that love could be broken down into three parts: intimacy, passion, and commitment.
Intimacy: Closeness, supporting one another, sharing with one another, and feeling loved
Passion: Feelings of sexual arousal and attractions, and euphoria. That is what drives two individuals together.
Commitment: The desire to remain royal to another person and stay in a long – term relationship.
(Kleinman, Paul. 2012. PSYCH101 PSYCHOLOGY FACTS, BASICS, STATISTICS, TESTS, AND MORE. Avon: Adams Media)
Intimacy atau intimasi berdasarkan dari keterangan di atas merupakan sikap yang menunjukkan kedekatan, saling mendukung satu sama lain, saling berbagi satu sama lain, dan memiliki perasaan dicintai. Intimasi ini merupakan salah satu komponen yang dapat memperkokoh fondasi dalam hubungan pribadi, baik itu terhadap pasangan hidup, orang tua, kepada Tuhan, dan masih banyak lagi.
d.      Intimasi dan Pertumbuhan
In this 2004 theory, Robert Sternberg proposed that love could be broken down into three parts: intimacy, passion, and commitment.
Intimacy: Closeness, supporting one another, sharing with one another, and feeling loved
Passion: Feelings of sexual arousal and attractions, and euphoria. That is what drives two individuals together.
Commitment: The desire to remain royal to another person and stay in a long – term relationship.
(Kleinman, Paul. 2012. PSYCH101 PSYCHOLOGY FACTS, BASICS, STATISTICS, TESTS, AND MORE. Avon: Adams Media)
  Intimasi juga dibutuhkan dalam proses pertumbuhan. Mengapa? Karena dengan mendapatkan perasaan kedekatan, didukung segala aktivitas baik yang dikerjakan, diberi kebebasan untuk dapat mengutarakan apa yang sedang dirasakan yang dibagi juga ke orang lain, serta memiliki perasaan dicintai itu semua memang komponen yang nantinya akan saling melengkapi dengan baik akan membentu proses pertumbuhan pada anak. Dimana keluarga dengan intimasi yang baik akan menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung tumbuh kembang anak – anak.

2.    Cinta dan Perkawinan

             Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.

Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
a.       Memilih pasangan
Kita bisa dengan mudah sayang, suka, bahkan jatuh cinta kepada seseorang, namun belum tentu bisa menerima dia sepenuhnya. Banyak orang yang merasa yakin dan menyanggupi janji pernikahan untuk “menerima kelebihan dan kekurangan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit juga yang bercerai karena tidak tahan dengan kekurangan pasangannya.
Pernikahan dan perceraian bisa terjadi karena banyak hal. Percaya atau tidak, pernikahan dan perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami istri bisa membawa dampak kepada banyak orang di sekitarnya, terutama anak-anak mereka.
Lantas bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan dalam memilih orang yang benar-benar tepat, agar kita tidak menyesal di kemudian hari?
Ada baiknya, sebelum mengikatkan diri kepada pernikahan, lakukan langkah-langkah berikut:
Ketahui kekurangan pasangan kamu agar kamu dapat memutuskan apakah kamu dapat menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Umumnya, ketika sedang dalam masa awal pacaran, biasanya perasaan kita sedang berbunga-bunga sehingga kita seringkali lupa akan segalanya, terutama untuk yang baru pertama kali merasakan indahnya cinta.
Semua terasa indah, bahkan “kotoran kucing pun rasanya seperti coklat”. Awalnya kita bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Tapi, lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dalamnya hubungan, kekurangannya akan menjadi semakin banyak.
Perlahan tapi pasti, perasaan semakin pudar, tatkala kekurangannya lebih mendominasi kelebihannya.
Untuk kamu yang mencari kesempurnaan dan memasang kriteria tinggi, kamu dapat mempertimbangkannya apakah dia memang cocok untuk kamu atau tidak dan apakah kamu siap dengan segala kekurangannya?
Beritahu kekurangan kamu kepada pasangan.
Mudah berteori, tapi pasti butuh tahap dan waktu, juga strategi. Kalau di awal sudah membongkar semua kejelekan, bisa jadi pasangan impian kamu langsung ‘jijik’ dan pergi meninggalkan kamu. Namun demikian, bukan berarti kita harus menutupi kekurangan kita, karena jika memang dia mencintai kamu, dia akan menerima kamu apa adanya. Jika tidak, lepaskan. Jika memang jodoh, pasti akan kembali.
Bisakah kamu “membuka diri” untuk pasangan kamu?
Seseorang mungkin dapat mengatakan seribu kata cinta dan bersikap romantis kepada kamu, namun apa kamu dan pasangan kamu sudah siap untuk membuka diri dan membiarkan pasangan kamu mengetahui tentang ketakutan, pikiran, keinginan dan kekurangan masing-masing?
Jika kalian merasa tidak nyaman untuk melakukan hal tersebut, coba pertimbangkan lagi, apa benar kamu dan dia sudah siap untuk menikah? Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap untuk membuka diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?
Intropeksi diri atau mencari kesalahan?
Coba telaah antara kamu dan pasangan kamu, apakah kalian bisa sama-sama intropeksi diri atau saling menyalahkan? Atau hanya satu pihak saja yang selalu intropeksi sementara yang lain menyalahkan?
Jika kalian dapat saling mengalah dan intropeksi diri setelah tahu kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih dekat ke jenjang pernikahan.
Mengenal perbedaan pria dan wanita.
Pria dan wanita pada kodratnya berbeda. Pria lebih cenderung menggunakan logika dan wanita lebih menggunakan emosi. Meski di zaman yang edan ini, banyak sekali pria yang kewanita-wanitaan dan wanita yang kepria-priaan, namun percaya lah kodrat tersebut tidak dapat diubah.
Wanita tidak mudah untuk memberi cintanya, namun begitu dia mencintai seorang pria secara mendalam, maka logikanya seakan mati dan dia akan memikirkan kamu walau pun kamu punya banyak kekurangan.
Sedang pria, mudah untuk jatuh cinta, namun rasa cinta tersebut juga cepat hilang, terutama jika logikanya sudah tidak dapat menerima kekurangan pasangannya.
Mengenal bedanya penasaran, sayang, suka, cinta dan obsesi.
Ini adalah hal yang seringkali sulit dibedakan oleh seseorang yang sedang berada dalam panah asmara. Tidak jarang banyak hubungan yang berakhir tragis karena mereka sendiri tidak paham akan sejatinya perasaan mereka sendiri.
Kita bisa jadi penasaran pada seseorang, namun belum tentu menyayangi dan menyukainya, apalagi mencintainya. Banyak faktor yang bisa membuat kita penasaran, bisa karena kagum, tidak dihiraukan, atau karena dia memenuhi kriteria “pasangan ideal” secara fisik, sikap dan materi.
Kemudian, satu tingkat di atas penasaran adalah sayang. Sayang juga ada banyak jenisnya. Sayang secara universal, sayang kepada lawan jenis dan sayang kepada orangtua atau anak kita.
Di atas rasa sayang, ada suka. Suka pasti bersayarat, karena kita pasti punya alasan untuk menyukai seseorang, bisa karena fisik, kelebihan, atau harta yang dimiliki orang tersebut.
Di atasnya lagi, ada cinta. Cinta adalah sebuah perasaan di mana kita yakin untuk terus bersama orang yang kita cintai dan kita siap untuk menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Jika kita cinta pada seseorang, kita pasti sayang dan suka pada orang tersebut.
Semua perasaan tersebut bisa menjadi sebuah obsesi manakala kita terlalu takut dan cemas dalam sebuah hubungan, terlalu mengidolakan atau mengejar orang tersebut.
Jadi, kamu dan pasangan kamu termasuk yang mana?
b.      Hubungan dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.  Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk  menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima :  Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."
c.       Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
d.      Perceraian dan Pernikahan Kembali
   Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
e.       Alternatif selain pernikahan (single life)

    Hidup di dalam kesendirian memang tidak mudah untuk dijalani. Namun ini adalah suatu pilihan yang diambil di kala orang sudah putus asa untuk membina suatu hubungan perkawinan. Misalnya seorang wanita yang sudah lebih dari satu kali menikah dan gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak bersuami dan mengurus anak – anaknya sendiri. Ia merasa mampu karena ia pun seorang wanita karir yang memiliki penghasilan yang cukup. Namun meskipun demikian, seseorang yang menjalani single life pasti mengalamiloneliness atau rasa kesepian. Terlebih ketika ia sudah lanjut usia dan anak – anaknya sudah berkeluarga.

 Source :