Jumat, 28 Maret 2014

China Sukses Mendarat di Bulan Pada Minggu Malam

China lewat misi Cang’e sukses mendarat di bulan pada hari Sabtu (14/12/2013) malam waktu setempat. Kesuksesan itu menandai saat pertama China mendaratkan wahana antariksa di bulan.
Chang’e memulai soft-landing di Bulan pada Sabtu malam sekitar pukul 21.00 waktu China. Chang’e kemudian mendarat di Sinus Iridum, atau Bays of Rainbow, Bulan, 11 menit setelah proses soft-landing tersebut.
Selama proses pendaratan, Chang-e mulai turun dan melambat pada ketinggian 15 km di atas permukaan Bulan, kemudian bertahan pada ketinggian 100 meter untuk melakukan evaluasi lokasi pendaratan sebelum akhirnya sukses mendarat.
Dengan pendaratan ini, China menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet yang mendarat di Bulan. Pendaratan misi Chang’e dibantu dengan derektor yang lebih maju dari misi Apollo sehingga mampu mengevakuasi lokasi pendaratan lebih detail dan tepat.
Wu Weiren, kepala perencanaan program misi Bulan China, mengatakan, proses pendaratan adalah tahap paling penting dalam misi Chang'e. China mengandalkan proses auto-control untuk mengukur kecepatan, penentuan lokasi pendaratan, dan pada saat gerak jatuh bebas.
Agar pendaratan mulus, China dilengkapi dengan peredam tekanan di empat "kakinya". Chang'e sendiri merupakan wahana China pertama yang didesain punya "kaki". Chang'e mengadopsi beragam mesin pendorong yang didesain oleh insinyur China.
Chang'e juga dibekali kendaraan penjelajah Bulan bernama Yutu. Nantinya, Yutu bertugas menyelidiki struktur geologi Bulan dan sumber daya alamnya. Yutu akan berada di Bulan selama setahun sementara Chang'e hanya 3 bulan.
Chang'e 3 adalah bagian kedua dari target misi antariksa China, yang meliputi proses mengorbit, mendarat di benda langit selain Bumi, dam kembali ke Bumi. Kesuksesan misi Chang’e mengikuti sukses misi Chang’e 1 pada tahun 2007 dan Chang’e 2 pada tahun 2010.
Sun Huixian, deputi pimpinan insinyur yang menangani misi Chang'e, mengatakan bahwa kesuksesan pendaratan ini menunjukkan kekuatan China dalam dunia keantariksaan. Chang'e adalah wahana pertama yang mendarat di Bulan setelah akhir misi Apollo pada tahun 1970an.
"Dibandingkan dengan kompetisi keantariksaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet abad lalu, pendaratan kembali ke Bulan kali ini lebih didasari oleh keingintahuan akan bagian semesta yang belum diketahui," ungkap Sun seperti dikutip Xinhua, Sabtu kemarin.
Selain bermakna secara ilmiah, misi China ke Bulan juga berarti dalam sudut pandang budaya China. Dalam legenda, ada seorang wanita bernama Chang'e yang membawa piaraannya, Yutu, ke Bulan, hingga akhirnya menjadi dewi.
"Di luar eksplorasi ilmiah, wahana ke Bulan ini adalah respon dari budaya tradisional dan imajinasi China. Misi ke Bulan China akan dilanjutkan dengan legenda indah," kata Zhang Yiwu, profesor di Peking University.
Chang'e mendarat setelah 12 hari peluncurannya dari Xichang Satellite Launch Centre di Sichuan. Fakta-fakta baru tentang Bulan dalam waktru dekat bisa terkuak lewat sumbangsih salah satu raksasa Asia ini.
Daftar Referensi :
http://sains.kompas.com/read/2013/12/15/1741217/China.Sukses.Mendarat.di.Bulan.pada.Malam.Minggu
Referensi Gambar :
https://www.google.com/search?q=misi+peluncuran+cima+pertama&source


Jumat, 21 Maret 2014

LEGENDA RATU PANTAI SELATAN


          Ratu Laut Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul atau Nyi Roro Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan akan adanya penguasa lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda dan suku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.
          Sementara itu keberadaan Nyi Roro Kidul sebagai penguasa pantai selatan tidak bisa dilepaskan dari kerajaan Mataram. Bahkan saat Mataram terpecah menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta, mitos penguasa pantai selatan masih tumbuh subur di masyarakat pesisir selatan pulau Jawa.
          Kuatnya keyakinan masyarakat bahwa pendiri kerajaan Mataram, yakni Panembahan Senapati, memiliki hubungan khusus dengan Nyi Roro Kidul membuat aura dan kewibawaan kerajaan ini senantiasa diliputi dimensi gaib. Tak hanya Panembahan Senopati, bahkan hubungan ‘istimewa’ ini terus berlanjut sampai ke keturunannya yang menjadi raja di Yogyakarta.
          Dan kepercayaan terhadap adanya Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Kita pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol ‘gaib’ konon dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Legenda sunda
          Masyarakat Sunda mengenal legenda mengenai penguasa spiritual kawasan Laut Selatan Jawa Barat yang berwujud perempuan cantik. Tokoh ini disebut Nyi Rara Kidul. Pada perkembangannya masyarakat cenderung menyamakan Nyi Rara Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Jawa, Nyi Rara Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul. Berikut adalah kisahnya.
          Di masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Dewi Kadita adalah anak dari Raja Munding Wangi, Raja Kerajaan Pajajaran. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang Raja.
          Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja tanpa ada penantang atas takhtanya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap Raja, dan meminta agar sang Raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu Raja menolak. Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara hanya tersenyum dan berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya. Tetapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
          Pada keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun tukang tenung. Dia ingin sang dukun meneluh atau mengutuk Kadita, anak tirinya. Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
          Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
          Puteri yang malang itu pun pergi berkelana sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dewi Kadita yang berhati yang mulia, tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Sang Hyang Kersa mendampinginya dalam menanggung penderitaan.
          Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Rara Kidul yang hidup selamanya. Kawasan Pantai Palabuhan ratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.

Legenda Jawa
          Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, sosok Ratu Kidul merupakan sosok agung yang dimuliakan dan dihormati dalam mitologi Jawa. Karena orang Jawa mengenal sebuah istilah "telu-teluning atunggal" yaitu tiga sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang Resi Projopati, Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Panembahan merupakan pendiri kerajaan Mataram Islam, yang dipertemukan oleh Ratu Kidul ketika bertiwikrama sesuai arahan Sunan Kalijaga guna memenuhi wangsit yang diterimanya membangun sebuah keraton yang sebelumnya sebuah hutan dengan nama "alas mentaok" (kini Kotagede di Daerah Istimewa Yogyakarta).
          Pada proses bertapa, diceritakan semua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa, dan gunung meletus. Ratu Kidul setuju membantu dan melindungi Kerajaan Mataram, dan bahkan dipercaya menjadi "istri spiritual" bagi Raja-raja trah Mataram Islam.
          Pemahaman terkait penguasa laut selatan harus diluruskan. Karena antara "Rara kidul" dengan "Ratu kidul" sangatlah berbeda. Namun sudah menjadi pemahaman umum bahwa sosok tersebut adalah sama. Dalam kepercayaan Kejawen, yaitu kepercayaan Jawa yang dipengaruhi Hindu dan sudah bercampur beberapa unsur Islam, dalam mitologi Jawa, alam kehidupan itu terbagi menjadi beberapa Tahap. Tahap pertama adalah alam Kadewan, kedua adalah alam Nabi, ketiga adalah alam Wali, keempat alam Menungsa (Manusia) dan yang akan datang adalah alam Adil. Pada mitologi Jawa, Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping telu yang kemudian mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam lainnya. Sedangkan Rara Kidul merupakan Putri dari Raja Sunda yang terusir oleh ayahandanya sendiri karena ulah dari ibu tirinya sendiri yang kemudian menjelma menjadi sosok penguasa di laut selatan setelah menceburkan diri di laut selatan. Dan cerita terkait antara "Ratu Kidul" dengan "Rara Kidul" bisa dikatakan beda fase tahapan kehidupan menurut mitologi Jawa.
Ritual Pemuliaan
Berbagai macam ritual dan penghormatan dilakukan orang untuk menghormati tokoh legendaris ini. Pantai Palabuhan ratu dikaitkan sebagai tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan. Di sekitar lokasi pantai Palabuhan Ratu tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekedar melihat-lihat. Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang gambar sang penguasa Laut Selatan Nyi Rara Kidul. Penghormatan serta pemuliaan kepada Ratu/Penguasa laut selatan juga terdapat pada sebuah kelenteng yang terletak di bilangan pekojan - jakarta barat yaitu di Vihara Kalyana Mitta
Sedekah Laut
Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan RatuUjung GentengPangandaranCilacapSakawayana dan sebagainya. Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara datang ke Pelabuhan Ratu karena keindahan panoramanya sekaligus tradisi ritual ini. Disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.
Tari Bedaya Ketawang
Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi[1]Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.
Larangan berpakaian hijau
Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mitosnya mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya (budak), namun sebenarnya itu karena air laut pada daerah pantai selatan warnanya cenderung kehijauan, dan akan sulit ditemukan jika ada korban tenggelam menggunakan pakaian hijau.
Ruang khusus di hotel
Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekatParangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.

Daftar Referensi
http://unik.kompasiana.com/2012/10/22/mitos-ratu-kidul-wanita-cantik-pesisir-selatan-pantai-pulau-jawa-502846.html
Referensi Gambar
https://www.google.com/search?nyi+roro+kidul

DESKRIPSI TENTANG MACAN TUTUL

Nama Indonesia   : Macan Tutul
Common Name     : Leopard
Nama Latin            : Panthera pardus
Klasifikasi               : Ordo Carnivora, Familia Felidae



          Macan tutul adalah predator yang lincah dan mereka berburu secara diam-diam. Walaupun relative lebih kecil dibandingkan keluarga kucing besar lainnya, dengan otot rahangnya yang kuat macan tutul mampu memangsa makhluk lain yang ukurannya lebih besar. Selain itu, mereka juga memiliki cakar dengan kuku tajam yang dapat menerkam dan melukai mangsanya. Hewan ini juga dikenal dengan sebutan harimau dahan karena kemampuan memanjatnya yang luar biasa, yang berasal dari otot belikat yang benar-benar kuat. Hewan ini disebut juga dengan hewan nocturnal, artinya mereka aktif dimalam hari. Di siang hari mereka akan tidur, dan mulai berburu kala matahari telah terbenam sepenuhnya. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau, sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang terancam punah di Indonesia.


  1. Perilaku Macan TutulMacan tutul hidup secara soliter dan masing-masing mempunyai wilayah teritori yang terkadang saling tumpang tindih. Macan tutul jantan memiliki wilayah yang lebih luas dan terkadang sebagian menyatu dengan wilayah betina. Mereka terus berpindah-pindah di wilayahnya, dan jarang menetap di suatu tempat lebih dari 2 hari. Wilayah seekor macan tutul ditandai dengan urin dan bahkan bekas cakarannya, yang bertujuan untuk memberi tahu macan tutul lain bahwa itu adalah wilayahnya. Macan tutul akan dapat ditemui bersama-sama dengan macan lain pada waktu musim kawin.
  2. Deskripsi tubuh Macan TutulUkuran tubuh macan tutul beragam. Pejantan biasanya berukuran 30% lebih besar daripada betina, macan tutul jantan memiliki berat berkisar antara 30 kg sampai 91 kg dan macan tutul betina memiliki bobot tubuh seberat 23 kg sampai 60 kg. Total panjang dari kepala dan tubuhnya biasanya di antara 90 cm dan 165 cm. Ekor macan tutul relative panjang di antara genus Panthera. Dan tinggi sampai ke bahunya di antara 45 cm - 80 cm. Namun, ukuran macan tutul dapat berbeda-beda setiap ekosistem. Variasi ukuran ini dipengaruhi oleh kualitas dan keberadaan mangsa di daerah tersebut. Warna tubuhnya bervariasi antara kuning dan putih dengan totol-totol hitam. Untuk macan tutul di Afrika Timur, totolnya cenderung berbentuk bundar, sedangkan di Afrika Selatan cenderung berbentuk segi empat.
  3. Habitat dan Daerah Persebaran Macan Tutul : Macan tutul menyukai area yang padat akan semak-semak di lingkungan berbatu, dan di dekat sungai yang berada di hutan. Namun, mereka dapat beradaptasi dengan baik di daerah panas maupun dingin, di baik di sabana yang luas maupun di hutan hujan tropis. Oleh karena itu mereka masih dapat bertahan dari peningkatan pemukiman manusia. Mereka suka beristirahat di pepohonan, tempat mereka menyantap mangsanya agar terhindar dari rival pencuri. Wilayah persebaran kucing ini merupakan wilayah terluas dibandingkan kucing besar lainnya. Mereka banyak ditemukan di bagian timur dan tengah Afrika. Sementara di Asia, hanya di temukan di bagian tengah dan barat daya Asia meskipun sangat jarang, sementara di bagian utara status mereka kritis. Populasi yang cukup banyak di Asia yaitu di subkontinen India, Asia Tenggara, dan Cina. Wilayah macan tutul: sudah tidak ada (merah), tak menentu (kuning), sangat terpisah (hijau muda), saat ini (hijau pekat)
  4. MangsaMacan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya. Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang disebut "Macan Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di India.
  5. Reproduksi : Macan tutul melakukan perkawinan setelah melakukan percumbuan yang membutuhkan waktu cukup lama, perkawinan dilakukan berulang-ulang hingga waktu 5 hari. Musim kawin sekali dalam satu tahun yakni pada bulan Mei hingga Juni. Lama macan tutul betina mengandung yaitu 90 smpai dengan 105 hari. Anak yang dilahirkan 2-3 ekor dan akan diasuh oleh induknya hingga waktu 1 tahun. Bayi macan tutl yang baru lahir masih berwarna abu-abu dan masih belum terlihat totolnya. Selama merawat bayinya, sang betina akan berhenti menjelajahi wilayahnya hingga anaknya telah cukup besar untuk menghidupi diri sendiri. Ia terus menjaga anaknya tetap tersembunyi selama 8 minggu pertama. Bayi macan tutul baru dapat diberi makan daging oleh induknya setelah 6-7 minggu setelah kelahiran, dan sang induk tetap menyusui anaknya untuk lebih dari 3 bulan ke depan.

Daftar Referensi
http://lintangluku.com/macan-tutul/#.Uyb-Xc5-b_k
Sumber gambar
ParfaitImage, AllPosters.com, Cheelov-ToastedSuzy, Tumblr.com, Wikipedia